Laporan Praktikum Lapangan Botani Ekonomi
POTENSI EKONOMI TANAMAN TEH (Camelia sinensis L.) DI PABRIK TEH BAH BUTONG PTPN IV
KABUPATEN SIMALUNGUN
Disusun oleh
Yuli Yantika Syahputri
130805004
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum lapangan botani ekonomi
tepat pada
waktunya.
Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman yang telah ikut
berpartisipasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa laporan yang penulis selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini selanjutnya.
Akhir kata,
penulis ucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta penulis berharap laporanini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
|
i
|
|||||||||
Daftar isi
|
ii
|
|||||||||
|
|
|||||||||
BAB 1. Pendahuluan
|
|
|||||||||
|
1.1
|
Latar
Belakang
|
1
|
|||||||
|
1.2
|
Tujuan
|
2
|
|||||||
|
|
|
|
|||||||
BAB
2. Hasil Identifikasi dan Analisis
|
|
|||||||||
|
2.1
|
Identifikasi dan Deskripsi Tanaman Teh Yang Dibudidayan
Oleh Perkebunanan Bah Butong PTPN IV
|
3
|
|||||||
|
2.2
|
Teknologi
Yang Digunakan Dalam Budidaya Tanaman Teh
|
3
|
|||||||
|
2.3
|
Teknik
Proses Pengolahan Daun Teh Sehingga Menjadi Produk Yang Bernilai Ekonomi
|
4
|
|||||||
|
2.4
|
Sasaran Pemasaran Produk
|
5
|
|||||||
|
2.5
|
Peluang dan Tantangan Pengembangan Tanaman Teh DiMasa
Depan Sebagai Tanaman Bernilai Ekonomi
|
5
|
|||||||
|
|
|
|
|||||||
BAB
3. Kesimpulan dan Saran
|
|
|||||||||
|
3.1
|
Kesimpulan
|
6
|
|||||||
|
3.2
|
Saran
|
6
|
|||||||
|
|
|
|
|||||||
BAB 4
Rekomendasi
|
7
|
|||||||||
|
||||||||||
Daftar
Pustaka
|
|
|||||||||
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
penting dari beberapa komoditas pertanian yang ada di Indonesia. Dari tanaman teh, daun muda
diambil dan diproses menjadi
bahan minuman yang lezat dan bermanfaat bagi kesehatan. Menurut Damanik
(2013), tanaman teh (Camellia sinensis
.L) merupakan salah satu tanaman minuman penyegar beverage crop yang
disukai orang karena rasa dan aromanya yang khas. Selain dapat memberikan
kesegaran, teh mempunyai banyak manfaat lain untuk tubuh, karena mengandung
vitamin (B1, B2, B6, C, K, asam folat (karoten), mineral (Mn, K, Zn, F) serta
polifenol (zat antioksidan).
Disamping itu, teh
juga diekspor dan menghasilkan devisa untuk negara. Kebutuhan akan teh di dalam dan di luar negeri terus
meningkat. Karena itu, diusahakan penanaman teh diperluas dan diperbaiki (Sinaga, 2011).
Produsen
utama teh di Sumatera Utara adalah PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV). Pada dasarnya, PTPN
IV adalah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha Agroindustri. PTPN IV menempatkan areal perkebunan
dan pengolahan komoditi teh di daerah Kabupaten Simalungun. Hal ini di sebabkan karena Kabupaten
Simalungun terletak di daerah dataran tinggi, dimana tanaman teh tumbuh cukup
subur di daerah ini. Selain
itu, menurut sejarah sejak jaman penjajahan Belanda daerah Simalungun telah di
jadikan kawasan perkebunan teh (Situmorang, 2013).
Salah satu kawasan kebun teh yang
ada di Sumatera Utara adalah kebun teh Bah Butong yang berlokasi di desa Bah
Butong, Kecamatan Sidamanik, 26 km dari Kota Pematang Siantar dan 155 km dari
Kantor Pusat yang berada di Kota Medan. Kebun teh Bah Butong memiliki luas areal
Hak Guna Usaha (HGU) sebesar 2.684.84 Ha dengan ketinggian 890 di bawah
permukaan laut (dpl). Sejak
tahun 1998 sampai dengan
2000 dibangun pabrik baru yang lebih besar dan modern, yang diresmikan pada tanggal 20 Januari 2001.
Selanjutnya, atas kebijakan manajemen kantor pusat
bahwa mulai Januari 2012 pabrik Bah Butong mengolah Pucuk Teh Segar (PTS)
produksi dari Kebun Sidamanik, Tobasari dan Bah Butong (www.ptpn4.co.id/bah-butong).
Dalam
era perdagangan bebas, produsen komoditas pertanian akan menghadapi persaingan
ketat dengan produsen lain dari seluruh dunia. Oleh karena itu, mutu merupakan
faktor penting bagi produsen. Namun, perhatian produsen tidak hanya terbatas
pada mutu produk yang dihasilkan saja, tetapi juga meliputi aspek proses,
sumberdaya manusia dan lingkungan. Cangkupan upaya peningkatan produktifitas
dan kualitas teh kebun Bah Butong sangat luas, karena meliputi aspek industri
dan produksi (kualitas, kuantitas, dan biaya
produksi, aspek sosial dan aspek sosial ekonomi yang
semuanya mengarah kepada nilai potensi ekonomi dalam mengolah suatu produk.
Berdasarkan
pemaparan di atas, maka pada tanggal 05 Jannuari 2017 dilakukan praktikum
Botani Ekonomi ke Perkebunan Teh Bah Butong PTPN IV untuk mengetahui proses
pengolahan tanaman teh dan mengetahui potensi ekonomi tanaman teh yang berasal
dari Perkebunan Teh Bah Butong PTPN IV Kabupaten Simalungun.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum lapangan ke Pabrik
Teh Bah Butong PTPN IV Kabupaten Simalungun adalah:
a.
Untuk
mengidentifikasi dan deskripsi tanaman teh yang dibudidayakan oleh Perkebunan
Bah Butong PTPN IV.
b.
Untuk
mengetahui teknologi yang digunakan dalam budidaya tanaman teh.
c.
Untuk
mengetahui teknik proses pengolahan daun teh sehingga menjadi produk yang
bernilai ekonomi.
d.
Untuk
mengidentifikasi sasaran pemasaran produk.
e.
Untuk
mengidentifikasi peluang dan tantangan pengembangan
tanaman teh dimasa depan sebagai tanaman bernilai ekonomi.
BAB 2
HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISIS
2.1 Tanaman Teh yang Dibudidayakan di
Perkebunan Bah Butong PTPN IV
Jenis tanaman teh yang dibudidayakan di perkebunan Bah Butong PTPN IV
adalah Camellia sinensis. Menurut
sejarahnya, tanaman teh (Camelia sinensis)
diduga berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara dan pertama kali masuk ke
Indonesia pada tahun 1684, berupa biji the dari Jepang yang dibawa oleh orang
Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta.
Selanjutnya, pada tahun 1910 diketahui bahwa perkebunan teh mulai dibangun perkebunan teh di daerah Simalungun,
Sumatera Utara yang memiliki keadaan iklim dan tanah yang lebih cocok bagi
tanaman teh. Selanjutnya, jenis
klon tanaman
teh terdiri dari Tanaman Klonal (Gambung Group) ((www.ptpn4.co.id/bah-butong).
Tanaman teh merupakan
tanaman sub tropik yang bergenus Camellia
dari famili Theacea. Secara umum,
tanaman teh berakar dangkal, peka terhadap keadaan fisik tanah dan cukup sulit
untuk menembus lapisan tanah. Perakaran utama berkembang pada lapisan tanah
atas dengan kedalaman 0-25 cm, yang merupakan tempat utama berakumulasinya
unsur-unsur hara tanaman di dalam tanah (Setyamidjaja, 2000). Klasifikasi dari
tanaman teh adalah sebagai berikut: divisi: Spermatophyta (tumbuhan biji),
subdivisi: Angisopermae (tumbuhan biji terbuka), kelas: Dicotyledoneae
(tumbuhan biji berkeping dua), ordo: Clusiales, famili: Theaceae, genus: Camellia, spesies: Camellia sinensis.
2.2
Teknologi Yang Digunakan Dalam Budidaya Tanaman Teh
Ada beberapa teknologi yang digunakan
dalam budidaya tanaman teh:
a.
Penggunaan
klon unggul: Tingginya produksi tanaman dapat dicapai dengan menanam klon-klon
unggul yang diikuti dengan tindakan kultur teknis yang tepat.
b.
Pohon
pelindung dan pengairan untuk mengatasi kekeringan: Tanaman teh berasal dari
daerah subtropis yang dapat tumbuh optimum pada suhu 13-250 C, kelembaban (Rh)
70%, pH 4,5-5,6 dan curah hujan yang tidak kurang dari 2000 mm. Tanaman teh
tidak tahan terhadap kekeringan dan pertumbuhan pucuk tanaman teh sangat
dipengaruhi oleh curah hujan serta penyinaran matahari. Pohon pelindung dapat
mengurangi kecepatan angin sehingga dapat mengurangi penguapan air di dalam
tanah maupun tanaman. Selain itu, pohon pelindung juga dapat mengurangi suhu udara
di lingkungan.
c.
Aplikasi
pemupukan yang tepat: Aplikasi pemupukan yang tepat berperan untuk meningkatkan
produksi sebesar 20%. Pupuk merupakan salah satu input faktor yang mampu
memenuhi kebutuhan hara tanaman untuk pertumbuhan. Pemupukan yang tepat dosis,
waktu, cara dan jenis dapat mendukung peningkatan produksi tanaman.
d.
Pemeliharaan
tanaman: Pemeliharaan tanaman memegang peranan dalam peningkatan produktivitas
sebesar 15% yang
mencakup perawatan daun pemeliharaan, pemetikan, pengendalian organisme pengganggu
tanaman (OPT) dan pemangkasan.
2.3 Proses Pengolahan Daun Teh
Sehingga Menjadi Produk
Perkebunan Bah Butong mengolah teh hitam dengan sistem
kombinasi Orthodox-Rotor Vane dengan olah 1.530 kg teh kering per jam dan
kapasitas tampung Daun Teh Basah ± 100 Ton. Adapun tahapan-tahapan
pengolahan teh hitam
adalah sebagai berikut:
I.
Stasiun
Penerimaan Daun Teh Basah
Pelayanan DTB (daun
teh basah) dari afdeling dilakukan 3
(tiga) kali sehari. DTB diangkut ke ruang Pelayuan dan dimsukkan ke WT (witehring Trough) dengan alat angkut monorail, selanjutnya DTB
dibeber/dikirap untuk dilayukan.
II. Stasiun Pelayuan
Pelayuan DTB
bertujuan untuk menurunkan kandungan air, sehingga DTB menjadi layu fisik serta
member kesempatan terjadinya perubahan senyawa-senyawa kimia. Untuk membantu
proses pelayuan dialirkan udara panas dari Heat
Exchanger dengan suhu 26-300C. Lama pelayuan
antara 18 s/d 20 jam.
III. Stasiun Penggulungan
Penggulungan
bertujuan untuk memeras / memulas cairan getah daun dan untuk membentuk pecahan
daun menjadi menggulung. Skema penggulungan yang dipakai OTR-PCR-RV-RV. Pada
proses ini dihasilkan Bubuk-I, II, III, IV dan Badag. Selama proses
penggulungan, suhu dan kelembaban ruangan harus tetap terjaga antara 22-240C dan RH>95%. Untuk mengendalikan suhu dan RH digunakan
alat pengabut air (Humidifier).
IV. Stasiun Fermentasi (Oksidasi Enzimatis)
Fermentasi / Oksidasi
Enzimatis bertujuan untuk memberikan kesempatan terjadinya reaksi Oksidasi
Enzymatis dalam bubuk teh dan mengendalikannya sehingga terbentuk kualitas teh
hitam yang baik.
V.
Stasiun
Pengeringan
Proses
pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses kerja enzim pada titik optimal
dan memfiksasi sifat-sifat baik yang telah dicapai pada proses oksidasi
enzimatis serta menurunkan kadar air dalam teh sehingga dapan disimpan tahan
lama.
VI.
Stasiun
Sortasi
Sortasi bertjuan untuk memisahkan teh
berdasarkan jenis sesuai criteria yang berlaku pada pemasaran teh hitam. Teh
hasil sortasi (teh jadi) terdiri dari:
Grade I
|
BOP I, BOP, BOPF, BP, BT, PF,DUST
|
Grade II
|
BP II, BT II, PF II, DUST II, DUST III, DUST IV, FANN
II
|
Grade III
|
RBO
|
|
|
VII.
Pengepakan
Teh yang telah memenuhi jumlah 1 chop
langsung di kemas. Kemasan yang digunakan untuk pengepakan adalah paper sack. Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi teh hitam dari
kerusakan, memudahkan transportasi dari lokasi produsen ke konsumen, efisiensi
dalam penyimpanan di gudang, serta sebagai alat promosi.
2.4 Sasaran Pemasaran Produk
Pemasaran produk teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun
Bah Butong dengan pengubahan atau transformasi sumberdaya menjadi barang dan
jasa. Pemasaran produk menggunakan kualitas produksi terbaik
agar dapat bersaing dengan produk dari negara-negara lain yang juga memproduksi
teh dan dapat mempertahankan hasil terbaik, bahkan meningkatkan menjadi produk
andalan di seluruh negara. Produk teh hitam buatan Indonesia di ekspor ke
beberapa negara, antara lain:
1.
Negara-negara Timur Tengah : Mesir, Irak, Iran, Syria.
2. Negara-negara
Eropa: Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Prancis, Spanyol, Inggris.
3. Negara-negara
lain: Amerika, Australia, New Zealand, Fiji, Taiwan, Singapura, Malaysia.
2.5 Peluang dan Tantangan Pengembangan
Tanaman Teh Dimasa Depan
Peluang dan tantangan
pengembangan teh di masa depan sebagai tanaman bernilai ekonomi adalah adanya
teknologi-teknologi baru dan sistem atau cara baru dalam budidaya tanaman teh
dan pengolahannya menjadi sebuah produk teh yang lebih mudah dan praktis untuk
produksi dalam skala besar. Sejalan dengan hal ini, tentu saja ada tantangan
tersendiri dimana persaingan dalam pemasaran produk antar negara produsen dan
pengekspor teh juga semakin ketat, seperti yang terjadi sekarang ini Indonesia
bersaing dengan Vietnam dan India yang juga memliki kualitas teh terbaik. Oleh
karena itu, sangat diperlukan untuk selalu memberikan inovasi-inovasi baru
dengan dengan tetap menjaga kualitas dari produk teh yang diekspor oleh
Indonesia sehingga dapat menjadikan negara Indonesia sebagai produsen teh
terbaik di seluruh Indonesia.
Selain
itu, peluang yang lain adalah adanya SDM yang memiliki keunggulan kompetitif
sebagai pelaksana kegiatan, adanya permintaan terhadap pasar akan kualitas yang
bagus, kemajuan IPTEK sebagai inovasi, dan pemanfaatan kebijakan pemerintahan.
Hal ini akan menjadi sebuah peluang terhadap pengembangan tanaman teh di masa
yang akan datang sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman teh. Sedangkan tantangan pengembangan
tanaman teh di masa depan sebagai tanaman bernilai ekonomi adalah: kondisi pertanaman: didominasi oleh
tanaman tua dan rusak sehingga produktivitasnya rendah, perubahan iklim global, kelangkaan ketersediaan dan persaingan
pemanfaatan lahan dan air, inovasi
IPTEK semakin kompleks, dan pemeliharaan konsistensi mutu.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan
dari praktikum lapangan botani
ekonomi adalah:
a.
Jenis tanaman teh yang dibudidayakan di
perkebunan Bah Butong PTPN IV adalah Camellia
sinensis.
b.
Teknologi yang digunakan dalam budidaya tanaman the
adalah penggunaan klon unggul, penggunaan pohon pelindung, aplikasi pemupukan yang tepat,
dan pemeliharaan tanaman.
c.
Proses pengolahan teh hitam melalui 7 stasiun, yaitu
stasiun penerimaan daun teh basah, stasiun pelayuan, stasiun penggulungan,
stasiun fermentasi (oksidasi enzimatis), stasiun pengeringan, stasiun sortasi,
dan stasiun pengepakan.
d.
Pemasaran produk teh hitam di ekspor ke berbagai
negara, seperti negara-negara di eropa, timur tengah, dan lain-lain.
e.
Peluang dan tantangan yang paling utama di masa depan
adalah adaya kemajuan teknologi dalam budidaya tanaman teh sehingga dapat meningkatkan
daya saing antarnegara pengekspor teh di dunia.
4.2 Saran
Saran yang diberikan untuk
praktikum lapangan ini adalah:
a.
Sebaiknya saat praktikum, mahasiswa diberikan
informasi tentang manajemen pembudidayaan tanaman di lapangan atau di kebun teh
Bah Butong PTPN IV.
b.
Diharapkan
tempat atau lokasi untuk praktikum selanjutnya dilakukan di
tempat yang berbeda.
c.
Diharapkan
tempat yang dikunjungi untuk selanjutnya dapat memberikan keterangan dan
informasi lebih rinci tentang kegiatan apa saja yang dilakukan.
BAB
4
REKOMENDASI
Rekomendasi yang disarankan untuk kemajuan pembudidayaan dan pengolahan
tanaman teh Bah Butong di PT Perkebunan Nusantara IV adalah:
a. Sebaiknya
dilakukan pemasaran produk untuk Indonesia sendiri dengan inovasi baru yang
dapat diterima oleh masyarakat luas dengan citarasa dan aroma yang memang
sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia.
b. Hasil
produk dari pengolahan tanaman teh tidak hanya berupa serbuk teh, akan tetapi
mungkin bisa dijadikan atau diinovasikan ke dalam minuman kemasan dengan label
nama yang menarik. Sehingga bagi beberapa konsumen yang tidak sempat membuat
minuman teh, dapat membelinya dalam bentuk minuman kemasan.
c. Sebaiknya
dalam budidaya tanaman teh menggunakan teknologi untuk membuat tanaman teh
resisten terhadap serangan hama dan penyakit dan tahan terhadap perubahan iklim
dan cuaca sehingga tidak mempengaruhi hasil yang ada.
d. Pemberdayaan
tenaga kerja yang memperhatikan kesehatan dan keahlian masing-masing agar
proses pelaksaan berjalan efektif.
e. Pengemasan
yang lebih menarik, tidak membosankan dan memiliki inovasi tersendiri. Dan
sebaiknya dibuat sepraktis mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ptpn4.co.id/bah-butong di akses pada tanggal 1 Februari 2013
pukul 11.20 WIB
Damanik, E. 2013. Penerapan Metode Goal programming untuk Mengoptimalkan
Produksi Teh (Study Kasus PT. Perkebunan Nusantara IV-Pabrik Teh Bah Butong).
Universitas Sumatera Utara: Medan.
Setyamidjaja,
D. 2000. Teh Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Kanasius: Yogyakarta.
Sinaga, D. M. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Hasil Produksi Teh Di PTPN IV Sidamanik Kab.Simalungun Sumatera
Utara. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Situmorang, D.
2013. Strategi Adaptasi Rumah Tangga Karyawan yang Dirumahkan PTPN IV Bah
Butong dalam Mempertahankan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Bah Butong 1
Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar