Latar Belakang
Rumah
sakit adalah salah satu insitusi pelayanan sosial masyarakat yang didirikan
dengan tujuan sebagai unit pelayanan kesehatan yang bermutu kepada individu, keluarga,
dan masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan yang
tepat dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang berpadu dengan
pemeliharaan dan pencegahan penyakit. Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai
macam limbah, baik limbah padat, cair, maupun gas. Jika
dibandingkan dengan institusi lain, rumah sakit merupakan penghasil limbah
medis terbesar yang tergolong limbah B3 yaitu limbah yang bersifat infeksius, radioaktif,
korosif dan mudah terbakar, yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan
lingkungan, serta menjadi salah satu media penyebaran penyakit akibat
pengelolaan yang tidak tepat. Beberapa waktu lalu, pemberitaan mengenai sampah
medis yang ditemukan dipasaran digunakan sebagai mainan anak-anak. Hal ini
tentu saja menjadi perhatian publik terhadap limbah tersebut. Hal ini
dikarenakan dalam limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik
penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan
hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan.
Pengelolaan limbah rumah sakit adalah
bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari
limbah rumah sakit dan upaya penanggulangan penyebaran penyakit yang tidak
hanya berdampak kepada penghuni rumah sakit, tetapi juga kepada masyarakat
sekitar (A.Pruss, 2005). Salah satu pengolahan limbah rumah
sakit adalah dengan menggunakan bantuan mikroorganisme seperti bakteri.
Biasanya jenis pengolahan ini digunakan untuk pengolahan limbah cair. Salah
satu bakteri yang dapat digunakan untuk pengolahan limbah rumah sakit adalah
bakteri termofil karena proses metabolisme bakteri ini tahan terhadap panas
yang merupakan kondisi umum dari pengolahan limbah cair rumah sakit.
Salah satu sumber isolasi bakteri termofilik adalah Kawasan Kawah
Putih Tinggi Raja yang merupakan objek wisata yang banyak dikunjungi oleh
penduduk. Sumber air panas pada kawah ini memiliki suhu sampai 60oC,
dimana bakteri termofilik mampu hidup pada kondisi suhu antara 55-65oC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar